TINJAUAN
Gunung Tambora berlokasi di Bima,
Provinsi Nusa Tenggara
Barat di
antara Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan hingga barat laut) dan
Kabupaten Bima (lereng sisi selatan hingga barat laut dan kaki hingga puncak
sisi timur hingga utara). Kawasan Gunung Tambora terbagi menjadi dua lokasi
konservasi yaitu:Tambora Wildlife Reserve dengan luas 80.000 hektar
dan Tambora Hunting
Park seluas
30.000 hektar. Kawasan Gunung Tambora berwarna coklat diselimuti hutan lindung
lebat. Perhatikan bagaimana perbedaan kontras kawasan gunung ini dengan alam
sekitarnya. Sebelum meletus pada April 1815, Gunung Tambora (Tomboro) adalah
gunung api aktif tertinggi kedua setelah Puncak Jaya (Carstensz
Piramid 4884
m dpl) di Papua. Awalnya Gunung Tambora memiliki ketinggian 4.300 m dpl tetapi
setelah letusan dahsyat, separuh puncak gunungnya ambruk dan menyisakan
ketinggian 2.851 m dpl dengan kaldera seluas 7 km, keliling 16 km, serta jarak
antara puncak dengan dasar kawahnya sedalam 800 meter. Peneliti
gunung dunia menjuluki Tambora sebagai “The Greatest Crater in Indonesia” atau
gunung api dengan kawah terbesar di Indonesia. Gunung
Tambora juga telah menarik minat studi arkeologi dan biologi dari berbagai
penjuru dunia. Gunung Tambora mendominasi semenanjung utara Pulau Sumbawa seakan ingin menunjukan kepada siapa
pun bagaimana dahsyat letusannya pada April 1815, lebih awal dari letusan Gunung Krakatau (1883).
Saat Gunung Tambora bererupsi
diyakini tiga kerajaan kecil di Pulau Sumbawa telah punah tak bersisa. Pada
2004, penggalian arkeologi menemukan sisa kebudayaan yang terkubur akibat
letusan Tambora di kedalaman 3 meter dengan posisi sama ketika terjadi letusan
sehingga temuan itu sering disebut sebagai Pompeii dari timur. Sebuah catatan
dari laman Wall Street Journal, Sabtu 24 April 2010, mengutarakan bahwa letusan
Gunung Tambora di Sumbawa Indonesia pada 5 April 1815 sore adalah bencana yang
memengaruhi dunia saat itu. Letusannya saat itu mengguncangkan bumi hingga
jarak ratusan mil dan berikutnya mengganggu pandangan ke langit karena kabut
dan mengakibatkan gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Kata ‘tambora’ menurut cerita rakyat berasal dari kata lakambore (bahasa Bima) yang artinya ‘mau kemana?’.
Ada pula yang menyebutnya berasal dari dua kata yaitu ‘ta’
yang berarti mengajak dan ‘mbora’ yang artinya menghilang, kemudian maknanya
diartikan sebagai ‘mengajak menghilang’. Saat Tambora meletus, ia memuntahkan lelehan lava panas dengan
batu berterbangan ke langit bersama gas mematikan yang telah menewaskan sekira
17.000 orang. Itu baru mulanya saja, berikutnya 400 juta ton gas sulfur
menguasai langit hingga jauh di atas awan mencapai 27 mil tegak lurus ke
strastofer. Kondisi itu telah mengubah siang hari menjadi gelap gulita.
Debu
tebalnya bahkan telah menyelimuti Pulau Bali dan mematikan vegetasinya. Abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia,
menyobek lapisan tipis ozon, menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun
kemudian turun melalui angin dan hujan ke Bumi. Hujan tanpa henti selama
delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris.
Letusan Gunung Tambora saat itu telah mengakibatkan karena gagal panen di
China, Eropa, dan Irlandia dimana berikutnya berdampak pada kekurangan makanan
bahkan memicu kerusuhan di Perancis. Selain bisa menikmati terbitnya Matahari yang menakjubkan dari
puncak Gunung Tambora, Anda dapat menikmati suasana alami yang masih banyak
dihuni beragam hewan terutama rusa. Ada pula babi hutan, sapi liar, kerbau, monyet,
landak, biawak, musang, kura-kura. Ada juga berbagai jenis burung seperti
kakaktua kepala putih, nuri merah, ayam hutan, elang, dan gagak.
KEGIATAN
Pendakian ke Gunung Tambora rata-rata diperlukan waktu selama 3
hari 2 malam melalui hutan lindung. Sangat penting bagi Anda dan tim untuk
betul-betul melakukan persiapan beberapa minggu sebelumnya demi mengurangi
resiko selama pendakian ke Tambora. Ketika Anda berdiri di puncak Gunung
Tambora maka akan mendapati pemandangan kawah, padang pasir, samudera lautan yang
sulit digambarkan dengan kata-kata. Kelelahan dan perjuangan berhari-hari untuk
menuju puncak hanya dapat diutarakan dengan kepuasan batin individu yang
membenamkan pengalaman yang amat berarti seumur hidup. Sebuah kelas alam untuk
memahami diri akan Anda peroleh dengan mendaki ke Tambora. Ada bukit kecil tandus menjulang di sisi barat kawah Tambora
dimana itulah puncak Tambora saat letusan pada 1815. Pada zona puncak ini
permukaan tanahnya ditutupi kerikil dan Anda perlu waspada agar tidak
terpeleset. Di pucuk bukitnya ada pula tonggak batu setinggi setengah
meter sebagai tanda ketinggian 2.722 m dari Gunung Tambora saat ini. Anda dapat
arahkan pandangan dengan leluasa dari sini dimana selain kawah di sebelah
timurnya, terlihat pula pucuk Gunung Rinjani yang menyembul ditutupi
selaput awan. Dari puncak Tambora terlihat Pulau Satonda yang indah dan unik
karena terdapat danau jernih dikelilingi tebing-tebing perbukitan. Di Danau
Satonda berdiam berbagai jenis ikan yang hanya ada di danau tersebut. Pulau
Satonda juga menjadi habitat sejumlah jenis burung yang dilindungi.
TIPS
Waktu tepat mendaki Tambora adalah antara Juli dan Agustus
karena saat itu cuaca cukup baik untuk pendakian. Melakukan pendakian ke Gunung
Tambora disarankan melalui jalur resmi, yaitu melewati Dusun Pancasila yang
relatif lebih aman. Anda dapat menggunakan kendaraan dari Cabang Banggo
(Mbanggo) di Kabupaten Sanggar dengan jarak tempuh sekira 2 jam lebih.
Berikutnya dapat menginap dibasecamp milik Bapak Lewah (Terakhir Kepala
Dusun Pancasila) atau menginap di rumah Bapak M Yusuf (Babe) yaitu seorang
guide pendakian ke Gunung Tambora. Lanjutkan perjalanan dari Dusun Pancasila menuju ke Pos I selama
1 jam dimana di Pos I terdapat sebuah pondokan yang menyediakan sumur jernih
untuk bekal air. Dari Pos I menuju ke Pos II dapat di tempuh selama 1 jam.
Berikutnya dari Pos II melanjutkan perjalanan ke Pos III melalui hutan lebat
selama 3 jam. Di Pos III manfaatkan untuk mengambil air sebagai bekal
perjalanan selanjutnya. Dari Pos III menuju ke Pos IV ditempuh selama 1 jam,
kemudian dari Pos IV menuju ke Pos V ditempuh selama 30 menit. Dari Pos V
menuju ke bibir kawah Tambora dapat ditempuh selama 2 jam. Dari sinilah akan
Anda dapati vegetasi bunga edelweiss membentuk barisan dengan letaknya
masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Anda diharapkan
tidak mengambil bunga ini untuk dibawa pulang karena dilindungi. Perlu diperhatikan jalan masuk melalui hutan lindung saat hujan
banyak didapati lintah jadi kenakan perlengkapan hiking yang tepat.
BalasHapusizin share ya admin :)
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)