Kamis, 23 April 2015

Mendaki Puncak Kawah Raksasa GUNUNG TAMBORA di Sumbawa Indonesia


TINJAUAN

Gunung Tambora berlokasi di Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat di antara Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan hingga barat laut) dan Kabupaten Bima (lereng sisi selatan hingga barat laut dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara). Kawasan Gunung Tambora terbagi menjadi dua lokasi konservasi yaitu:Tambora Wildlife Reserve dengan luas 80.000 hektar dan Tambora Hunting Park seluas 30.000 hektar. Kawasan Gunung Tambora berwarna coklat diselimuti hutan lindung lebat. Perhatikan bagaimana perbedaan kontras kawasan gunung ini dengan alam sekitarnya. Sebelum meletus pada April 1815, Gunung Tambora (Tomboro) adalah gunung api aktif tertinggi kedua setelah Puncak Jaya (Carstensz Piramid 4884 m dpl) di Papua. Awalnya Gunung Tambora memiliki ketinggian 4.300 m dpl tetapi setelah letusan dahsyat, separuh puncak gunungnya ambruk dan menyisakan ketinggian 2.851 m dpl dengan kaldera seluas 7 km, keliling 16 km, serta jarak antara puncak dengan dasar kawahnya sedalam 800 meter. Peneliti gunung dunia menjuluki Tambora sebagai “The Greatest Crater in Indonesia” atau gunung api dengan kawah terbesar di Indonesia. Gunung Tambora juga telah menarik minat studi arkeologi dan biologi dari berbagai penjuru dunia. Gunung Tambora mendominasi semenanjung utara Pulau Sumbawa seakan ingin menunjukan kepada siapa pun bagaimana dahsyat letusannya pada April 1815, lebih awal dari letusan Gunung Krakatau (1883). 
Saat Gunung Tambora bererupsi diyakini tiga kerajaan kecil di Pulau Sumbawa telah punah tak bersisa. Pada 2004, penggalian arkeologi menemukan sisa kebudayaan yang terkubur akibat letusan Tambora di kedalaman 3 meter dengan posisi sama ketika terjadi letusan sehingga temuan itu sering disebut sebagai Pompeii dari timur. Sebuah catatan dari laman Wall Street Journal, Sabtu 24 April 2010, mengutarakan bahwa letusan Gunung Tambora di Sumbawa Indonesia pada 5 April 1815 sore adalah bencana yang memengaruhi dunia saat itu. Letusannya saat itu mengguncangkan bumi hingga jarak ratusan mil dan berikutnya mengganggu pandangan ke langit karena kabut dan mengakibatkan gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Kata ‘tambora’ menurut cerita rakyat berasal dari kata lakambore (bahasa Bima) yang artinya ‘mau kemana?’. Ada pula yang menyebutnya berasal dari dua kata yaitu ‘ta’  yang berarti mengajak dan ‘mbora’ yang artinya menghilang, kemudian maknanya diartikan sebagai ‘mengajak menghilang’. Saat Tambora meletus, ia memuntahkan lelehan lava panas dengan batu berterbangan ke langit bersama gas mematikan yang telah menewaskan sekira 17.000 orang. Itu baru mulanya saja, berikutnya 400 juta ton gas sulfur menguasai langit hingga jauh di atas awan mencapai 27 mil tegak lurus ke strastofer. Kondisi itu telah mengubah siang hari menjadi gelap gulita. 
Debu tebalnya bahkan telah menyelimuti Pulau Bali dan mematikan vegetasinya. Abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia, menyobek lapisan tipis ozon, menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun kemudian turun melalui angin dan hujan ke Bumi. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris. Letusan Gunung Tambora saat itu telah mengakibatkan karena gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia dimana berikutnya berdampak pada kekurangan makanan bahkan memicu kerusuhan di Perancis. Selain bisa menikmati terbitnya Matahari yang menakjubkan dari puncak Gunung Tambora, Anda dapat menikmati suasana alami yang masih banyak dihuni beragam hewan terutama rusa. Ada pula babi hutan, sapi liar, kerbau, monyet, landak, biawak, musang, kura-kura. Ada juga berbagai jenis burung seperti kakaktua kepala putih, nuri merah, ayam hutan, elang, dan gagak.

KEGIATAN

Pendakian ke Gunung Tambora rata-rata diperlukan waktu selama 3 hari 2 malam melalui hutan lindung. Sangat penting bagi Anda dan tim untuk betul-betul melakukan persiapan beberapa minggu sebelumnya demi mengurangi resiko selama pendakian ke Tambora. Ketika Anda berdiri di puncak Gunung Tambora maka akan mendapati pemandangan kawah, padang pasir, samudera lautan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Kelelahan dan perjuangan berhari-hari untuk menuju puncak hanya dapat diutarakan dengan kepuasan batin individu yang membenamkan pengalaman yang amat berarti seumur hidup. Sebuah kelas alam untuk memahami diri akan Anda peroleh dengan mendaki ke Tambora. Ada bukit kecil tandus menjulang di sisi barat kawah Tambora dimana itulah puncak Tambora saat letusan pada 1815. Pada zona puncak ini permukaan tanahnya ditutupi kerikil dan Anda perlu waspada agar tidak terpeleset. Di pucuk bukitnya ada pula  tonggak batu setinggi setengah meter sebagai tanda ketinggian 2.722 m dari Gunung Tambora saat ini. Anda dapat arahkan pandangan dengan leluasa dari sini dimana selain kawah di sebelah timurnya, terlihat pula  pucuk Gunung Rinjani yang menyembul ditutupi selaput awan. Dari puncak Tambora terlihat Pulau Satonda yang indah dan unik karena terdapat danau jernih dikelilingi tebing-tebing perbukitan. Di Danau Satonda berdiam berbagai jenis ikan yang hanya ada di danau tersebut. Pulau Satonda juga menjadi habitat sejumlah jenis burung yang dilindungi. 


TIPS

Waktu tepat mendaki Tambora adalah antara Juli dan Agustus karena saat itu cuaca cukup baik untuk pendakian. Melakukan pendakian ke Gunung Tambora disarankan melalui jalur resmi, yaitu melewati Dusun Pancasila yang relatif lebih aman. Anda dapat menggunakan kendaraan dari Cabang Banggo (Mbanggo) di Kabupaten Sanggar dengan jarak tempuh sekira 2  jam lebih. Berikutnya dapat menginap dibasecamp milik Bapak Lewah (Terakhir Kepala Dusun Pancasila) atau menginap di rumah Bapak M Yusuf (Babe) yaitu seorang guide pendakian ke Gunung Tambora. Lanjutkan perjalanan dari Dusun Pancasila menuju ke Pos I selama 1 jam dimana di Pos I terdapat sebuah pondokan yang menyediakan sumur jernih untuk bekal air. Dari Pos I menuju ke Pos II dapat di tempuh selama 1 jam. Berikutnya dari Pos II melanjutkan perjalanan ke Pos III melalui hutan lebat selama 3 jam. Di Pos III manfaatkan untuk mengambil air sebagai bekal perjalanan selanjutnya. Dari Pos III menuju ke Pos IV ditempuh selama 1 jam, kemudian dari Pos IV menuju ke Pos V ditempuh selama 30 menit. Dari Pos V menuju ke bibir kawah Tambora dapat ditempuh selama 2 jam. Dari sinilah akan Anda dapati vegetasi bunga edelweiss membentuk barisan dengan letaknya masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Anda diharapkan tidak mengambil bunga ini untuk dibawa pulang karena dilindungi. Perlu diperhatikan jalan masuk melalui hutan lindung saat hujan banyak didapati lintah jadi kenakan perlengkapan hiking yang tepat.

1 komentar:


  1. izin share ya admin :)
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Line : agen365
    WA : +855 87781483 :)
    Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)

    BalasHapus