Gunung
Kelimutu adalah gunung berapi yang
terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia.
Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten
Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau
ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda,
yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu
berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Kelimutu merupakan gabungan kata
dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang
berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau
Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat
dahsyat.Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi
atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau.
Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan
tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang
berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat
berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu
melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu
Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang
telah meninggal.Para penduduk di sekitar Danau
Kelimutu percaya, bahwa pada saat danau berubah warna, mereka harus memberikan
sesajen bagi arwah orang - orang yang telah meninggal.Luas ketiga danau itu sekitar
1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar
danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal
dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50
sampai 150 meter.
SEJARAH
Awal mulanya daerah
ini diketemukan oleh orang lio Van Such Telen, warga negara Bapak Belanda Mama Lio ,
tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam
tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati
danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan
hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam
yang amat langka itu.
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam
Nasional sejak 26 Februari 1992.
KEGIATAN
Mendaki merupakan
alasan utama bagi wisatawan yang datang Ke Moni atau Ende. Beberapa bagian dari
taman nasional dilarang untuk dikunjungi karena ketidakstabilan panas bumi. Trekking paling aman berada di antara Moni dan
Gunung Kelimutu. Panjang trekking sejauh 12 km dan memakan waktu sekitar 30 menit.
BERKELILING
Daerah Kelimutu dikelilingi hutan dengan flora endemik
yang jarang ditemukan di bagian lain Flores. Selain pohon pinus, ada juga casuarinas,
kayu merah, dan edelweiss. Hutan pinus tumbuh subur di ketinggian Gunung Kelimutu.
Bagian lain gunung ini kering dengan tanahnya tidak stabil. Masyarakat setempat
percaya bahwa Gunung Kelimutu adalah suci dan menyebarkan kesuburan untuk tanah
mereka.
Pengunjung hanya dapat berjalan di sekitar Danau Kelimutu namun
tidak semua daerah dapat dijelajahi karena beberapa daerah berbahaya dan
karenanya dibatasi. Jika Anda ingin pergi trekking maka
terdapat jalur dari Moni ke Kelimutu yang lebih pendek dari rute mobil.
Jarak dari Moni ke puncak sekitar 12 km. Jarak dari Moni ke
tempat parkir kendaraan bermotor adalah 11 km, pengunjung harus mendaki puncak
melalui jalur pendakian gunung sekitar 30 menit.Ada beberapa tempat yang dapat Anda kunjungi seperti Blue Stone
Beach, Situs Rumah Bekas Pembuangan Bung Karno, dan yang jelas, belanja kain di
Pasar Ikat.
TIPS
Kelimutu biasanya diselimuti oleh kabut. Anda lebih baik
berkunjung pada dini hari sekitar jam 3.30 pagi agar dapat menyaksikan suasana
Matahari terbit yang menawan. Suasana inilah yang paling baik untuk menyaksikan
pemandangan Danau Kelimutu. Waktu terbaik untuk berkunjung ke
Danau Kelimutu adalah bulan Juli dan Agustus. Silakan pesan hotel tempat Anda
menginap dua bulan sebelum kunjungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar